Pasalnya, raksasa software itu diperkirakan mendapat pemasukan hingga 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 23 triliun per tahun dari royalti yang dibayar para produsen Android.
Analis Nomura Rick Sherlund, seperti dikutip dari Business Insider, menyebutkan bahwa Microsoft memperoleh margin sebesar 95 persen dari seluruh royalti yang dibayarkan. Dengan kata lain, hampir semuanya merupakan keuntungan murni.
Uang tersebut, lanjut Sherlund, dipakai untuk "subsidi silang" alias menutupi kerugian yang dialami divisi mobile dan Xbox Microsoft yang disebutnya merugi hingga 2,5 miliar dollar AS per tahun.
Sebesar 2 miliar dollar AS dari kerugian tersebut berasal dari Xbox, tetapi para investor tak melihat kesulitan yang dialami divisi konsol game tersebut karena ditutupi oleh royalti Android yang sangat besar.
Microsoft pertama kali menjalankan program lisensi paten pada 2003. Melalui program ini, Microsoft dapat menarik bayaran dari pihak-pihak yang memakai teknologi yang telah dipatenkan oleh perusahaan tersebut.
Microsoft sendiri mengklaim bahwa sistem operasi Android dan Chrome OS menggunakan sejumlah teknologi dalam patennya. April lalu, perusahaan ini menandatangani kontrak dengan Foxconn sehingga tiap perangkat hasil produksi Foxconn yang menggunakan salah satu OS tersebut akan menyumbang Royalti untuk Microsoft.